Kamis, 26 Oktober 2017

Sudah Kenal Sekolah Alam Indonesia Meruyung?

Sekolah Alam…. Pertama kali mendengar nama itu yang terlintas di benak saya adalah, ‘Ih, ini sekolah kayaknya seru’. Tanpa tahu apa dan bagaimana sekolah itu sesungguhnya. Saya benar-benar buta, apa itu sekolah alam, yang saya tahu sekolah ini tidak seperti sekolah pada umumnya.
Sebuah jalan mulai terbuka saat saya mendapatkan informasi mengenai lowongan mengajar di Sekolah Alam Indonesia (SAI). Hal yang pertama saya lakukan tentu saja mencari tahu sejarah dan latar belakangnya. Ya… Namanya juga orang awam, supaya bisa masuk dalam bagian SAI tentunya saya harus mencari tahu informasi terkait tentang sekolah ini kan?
Ketika searching di Google, saya akhirnya menemukan website Sekolah Alam Indonesia. Di sana terdapat penjelasan mengenai sejarah dan visi misinya. (coba klik disini)

Saya merasa kurang puas dengan apa yang telah saya baca di sana. Bukannya memuaskan, tulisan itu malah semakin memicu rasa penasaran saya tentang sekolah alam. Hingga akhirnya saya mencari berbagai informasi dari orang-orang yang pernah berhubungan langsung dengan sekolah alam.
Awalnya saya kira belajar di sekolah alam itu, siswa belajar seperti anak-anak lain. Belajar menggunakan kurikulum konvensional, hanya saja mereka belajar di luar ruangan. Semua itu seketika hilang saat saya melihat langsung realita yang terpampang nyata di SAI Meruyung. *haduh mongnaon*

‘Oh ternyata mereka punya kelas juga.’ ‘Oh ternyata kurikulumnya beda.’ ‘Oh ternyata mereka memakai sepatu boots ya kalau ke sekolah.’ ‘Oh ternyata sekolah ini sangat menekankan nilai-nilai islam.’ dan masih banyak lagi ‘Oh ternyata…. Oh ternyata….’ lainnya.
Setelah beberapa referensi terkumpul, ada simpulan kecil di benak saya saat itu. Ternyata SAI ini berbeda dengan sekolah alam lain yang ada di luaran sana.
Sekolah Alam Indonesia (SAI) merupakan sekolah yang berbasis komunitas. Artinya, semua orang yang berada di dalamnya ikut terlibat untuk membangun eksistensi sekolah. Pihak sekolah, guru, siswa maupun orangtua, semuanya berperan penting. *ini bahasa apa, aku kok bingung sendiri*

Sebagai jalan untuk membangun generasi pemimpin yang bertakwa, SAI memiliki tiga pilar utama. Tiga pilar tersebut adalah Akhlak, Leadership, dan Keterampilan berpikir. Hal itu tidak hanya sebatas slogan atau wacana semata. Saat saya memasuki lingkungan SAI Meruyung, suasana yang terbangun sedikit banyak mewakili tiga pilar tersebut.

Saya merasa sangat berkesan saat mengikuti seleksi penerimaan guru, beberapa anak menghampiri, menyapa dan bertanya, “ Assalamu’alaikum… Ibu guru baru ya?” “Nama ibu siapa?” “Namaku Rivan”, ”Namaku Kiki”, “Namaku Caca”, “Namaku Aulia”, “Namaku Rana” ….. Nama-nama itulah yang mengawali perkenalanku dengan SAI Meruyung ini. Mereka begitu antusias, ramah, dan supel. Itu yang pertamakali membuat saya jatuh cinta pada SAI Meruyung. Anak-anak yang luar biasa.

***

Ini logo sekolah sai meruyung, jangan sampe salah ya...

Waktu berjalan begitu cepatnya. Alhamdulillah, saya dapat menjadi bagian dari keluarga besar SAI Meruyung. Menjadi seorang Fasilitator SAI Meruyung tidaklah semudah yang saya bayangkan. Sejak tahap seleksi, pun yang diuji bukanlah soal kognitif tok. Bacaan Alqur’an, metode mengajar, kekuatan fisik, hingga komitmen untuk menjadi facilitator of leading generation menjadi poin penting untuk dipertimbangkan. Semua itu memang benar dibutuhkan saat terjun langsung dalam memfasilitasi mereka belajar.

Ah ya. Di sini, kami sebagai tenaga pengajar diperkenalkan dengan istilah fasilitator, bukan lagi guru. Kenapa? Karena sejatinya kami hanya memfasilitasi anak-anak yang sudah memiliki fitrah yang luar biasa untuk memperluas cahaya yang mereka miliki, bukanlah menggurui mereka dengan mencetak generasi secara kaku dan konvensional. Ya meskipun tetap saja istilah yang sering digunakan oleh anak-anak dan orang tua siswa tetap saja guru. -_-‘

SAI memiliki metode yang unik dalam mengembangkan bakat yang terdapat pada anak. Kami tidak mengatakan bahwa anak ini nakal, tapi kami menyebutnya bahwa anak ini memiliki energi lebih. Kami tidak mengatakan anak itu aneh, tapi kami menganggap anak itu unik. Tidak ada judge negatif terhadap anak-anak yang memang terlahir unik dan spesial. Sekolah alam benar-benar mencerminkan sebuah sekolah kehidupan.

Menghadapi anak-anak yang super ini tentu saja tidak bisa menggunakan metode yang biasa-biasa saja. Fun Learning adalah cara paling pas untuk mereka. Banyak orang bilang, ‘Itu sekolah kok isinya main-main doang, kapan belajarnya?’ Justru disaat bermain itulah anak-anak mendapatkan ilmu. Cara belajar yang menyenangkan itulah yang akan tersimpan dalam memori mereka nantinya. Sehingga agenda-agenda sekolah pun  dirancang sedemikian rupa agar terasa fun dan berbekas dalam hati mereka. 

SAI memiliki kegiatan yang tidak pernah ada disekolah konvensional sana. Seperti Market Day, WWP Expo, Language Fair, Pra-OTFA, OTFA, Ramadhan Camp, dan Itikaf. Yang terlibat didalamnya tentu saja tidak hanya pihak sekolah, fasilitator dan siswa. Karena ini sekolah komunitas, pastinya ada peran orangtua yang turut andil di sana.

***

SAI memiliki kurikulum tematik yang unik. Setiap subject dikaitkan dengan tema yang sedang di kerjakan. Pada tahun ajaran 2015/2016 SAI Meruyung khususnya sudah mulai menerapkan Project Based Learning  sebagai tools  pembelajaran.

Hal ini berawal dari pihak sekolah yang melihat potensi yang dimiliki oleh orangtua siswa terkait bidang pendidikan modern. Dengan mendatangkan expertist dibidang PjBL ini, Alhamdulillah… Ruh SAI Meruyung mulai nampak. Kami tidak hanya mengaitkan subject terhadap tema, tetapi juga ada challenge tersendiri karena kami perlu melahirkan sebuah karya dari project yang telah didesain.


Produk yang dihasilkan dari PjBL ini cukup mendapat perhatian dari khalayak ramai. Terutama yang tergabung dalam media sosial (faceboook, twitter, dsb). Mereka melihat SAI Meruyung begitu keren dan unik. Kalau istilah Sarah Sechan, SAI Meruyung itu ‘Udah kece dari lahir’. Padahal dibalik semua itu terdapat proses, perjuangan, manis, pahit, yang dirasakan oleh komunitas SAI Meruyung, terutama oleh pihak sekolah dan fasilitator. Berat memang pada awalnya. Tapi setelah melihat hasil yang didapat. That is nothing.

***

Oh Meruyung... Is Wonderfull,,,,,
Sambil numpang promosi akun yutub ah... ini acara upgrading fasilitator tahun 2016 yaitu susur pantai


#initumbentumbenanpostingannyabener #tetepajanyepandiakhir #haha