Senin, 06 Mei 2019

SEHAT itu dari HATI

Assalamu’alaikum chingudeul~

Anyeonghaseyo! Kumaha daramang? Semoga kalian semua selalu sehat dan bahagia semuanya. Aamiin....

OK. Today, saya mau berbagi sedikit elmu nih, tentang kesehatan dan hati.
Iya iya... saya memang bukan pakarnya, tapi saya hanya ingin berbagi cerita aja gitu. Siapa tahu kan bermanfaat. Apalagi ini masih anget-anget masuk bulan Ramadhan ya. Supaya shaumnya lancar sampai akhir, tentunya akan lebih afdhol kalo kitanya sehat. Ya kan?

Nah, kalau chingudeul lihat dari judul tulisan di atas, udah kebayang belum isi tulisan ini apaan? Daripada banyak cingcong, yuk kita langsung bahas!

***

First of all, saya mau mengutip sebuah ungkapan menarik nih dari Imam Al-Ghozali. Katanya,

“ Hati ibarat panglima, sedangkan tubuh adalah pasukannya.”

Menurut kalian, apa coba maksudnya?
Nih, kalau dipikir-pikir, kondisi hati itu ngaruh banget ya sama kesehatan tubuh kita. Quote di atas sejalan tuh sama hadits riwayat Imam Bukhori yang intinya adalah di dalam tubuh kita terdapat segumpal darah (hati/jantung), jika ia baik maka tubuhnya baik, jika ia rusak maka rusak juga seluruh tubuhnya.

Btw, bahasan di atas bisa juga gak sih dikaitkan dengan niat? Semisal, kalo hati kita berniatan baik secara refleks tubuh kita ngikut dan menjalankan kebaikan itu. Atau mungkin sebaliknya, kalo kita punya niatan jelek, perilaku kita jadi ikutan jelek juga. Iya gak sih? Hm... bisa jadi kan.

But.... kita balik lagi ke tema awal, tentang hati dan kesehatan. Ofcourse kita semua ingin tubuh yang sehat wal ‘afiyat kan ya. So, penting dong buat kita menjadikan si hati ini sehat duluan. Right?

Langsung aja deh, kita cari tahu beberapa tips supaya hati menjadi sehat. Cusss....

Hal pertama yang harus dilakukan apa coba kira-kira?
Kalian semua pasti tahu dong kalau ajakan syetan tuh mampu membuat kita lupa diri dan kadang bikin gak kontrol. Nah, yang perlu kita lakukan pertama kali adalah mengendalikan emosi, bukan malah menahannya.

Emang, apa sih bedanya mengendalikan sama menahan?

Nih, kita coba asumsikan aja ya.... Sesuatu yang ditahan, suatu saat nanti kalo udah gak tertahan bisa jadi meledak, yaaa minimal bocor. Tapi, jika dari awal sudah dapat dikendalikan, outcomes-nya lebih teratur, aman dan nyaman. Bahkan bisa menjadi manfaat. So, mulai sekarang kita harus rajin-rajin belajar mengendalikan emosi nih, caranya:


  1. Mengucap ta’awudz. Yang arti dari kalimatnya adalah, “aku berlindung kepada Allah, dari godaan syaitan yang terkutuk.”
  2. Diam dan menjaga lisan. Jangan sampai saat emosi melanda, kita mengeluarkan kata yang tidak baik, karena ucapan adalah doa. Apalagi kalau chingudeul udah menjadi seorang ibu, perkataan anda sangat mujarab #hehehehe
  3. Mencari posisi rendah atau mengubah posisi menjadi lebih rendah. Misal, dari berdiri ke duduk, dari duduk ke berbaring.
  4. Wudhu/mandi. Emosi dan amarah itu kan dari syetan, syetan itu dari api, nah... api akan padam kalau disiram air. So, itulah mengapa wudhu dibilang dapat meredam amarah. Kalau sudah coba mengubah posisi sampai berbaring belum reda juga emosinya, sebagai muslim sangat disarankan untuk mengambil air wudhu. Kalau di luaran sana, banyak juga orang yang penat menghadapi harinya, menjadikan mandi sebagai salah satu terapi.
  5. Memaafkan dan berbuat baik. Dalam QS. Asy-Syura : 40 dijelaskan bahwa balasan bagi kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tapi jika kita bisa memaafkan dan berbuat baik, kita akan mendapat pahala. Dan Allah tidak suka orang yang dzolim.

Next. Setelah kita belajar mengendalikan emosi, kita perlu juga mengajari hati untuk menebar cinta dan kasih sayang.

Chingudeul paham gak teori ini, “seberapa besar kita menyayangi orang lain maka sebesar itu pula sebenarnya kita menyayangi diri kita sendiri.” Kalau diantara kalian ada yang paham, tolong komentar di bawah ya... eta terangkan lah pada saya #hihihi...

Sebenarnya, mengajari hati untuk menebar cinta dan kasih sayang dapat kita lakukan dengan cara bersedekah. Sedekah adalah aplikasi kasih sayang yang timbul dari hati, karena ternyata dengan tergeraknya hati ini, Allah akan bukakan pintu-pintu Rahman dan Rahim-Nya.
Kalian pasti pernah merasakan bahagia seusai bersedekah. Hanya dengan melihat senyum orang yang menerima sedekah saja, muncul kebahagiaan yang tak terkira di hati kita. Dari sana lah pintu Rahman dan Rahim-Nya terbuka, energi-energi positif pun keluar dari tubuh kita. Maasyaallah...

Tips ke tiga supaya hati menjadi sehat adalah membiasakan untuk sabar. Dalam QS. Ali Imran : 186 dijelaskan bahwa setiap kita pasti mendapat ujian, tapi ketika kita mendengar suatu hal yang menyakiti hati maka utamakan sabar dan takwa.
Ayat ini sejalan dengan QS. Al-Anfal : 46, yang intinya adalah taati Allah dan rasul-Nya, jangan berselisih karena bisa membuat kamu gentar dan hilang kekuatan. Maka bersabarlah, karena Allah bersama orang-orang yang sabar.

Jadi, kalau kita ingin selalu dibersamai sama Allah, berarti kita harus keep sabar ya chingudeul~

Tips selanjutnya adalah.... Optimis!!!
Supaya hati kita sehat dan tubuh kita kuat, kita harus selalu optimis dong! Yakinlah bahwa selalu ada karunia dan rahmat Allah, apapun masalah yang sedang dihadapi. Insyaallah, pasti ada jalan keluarnya. Tapi jangan juga karena merasa udah dijamin semua masalah akan selesai, terus kamu gak ngapa-ngapain. Tetap harus maksimalkan ikhtiar dan do’a, jangan sampai terbawa emosi, tertekan, stress, terus sakit dah ujungnya.

Maka BERBAHAGIALAH. Hibur diri dengan positive thinking. Jadinya, otak kamu gak bakalan berat-berat banget bebannya.

And.... the last nih chingudeul. Tips supaya hati menjadi sehat adalah... Menjauhi Iri-Dengki-Hasad-Hasut. So, jauhi tuh kebiasaan mengomentari orang lain, sehingga membuat lupa akan diri sendiri. Empat sifat tersebut hanya akan membuat lelah hati. Serius deh. Udah capek hati, gak kesampean, ujung-ujungnya dongkol. Kasihan...

Chingudeul jangan khawatir, kalau misalnya masih terselip dihati sifat macem begitu. Sebagai penawarnya, ada nih di QS. An-Nahl : 71.  Rezeki itu sudah diatur masing-masing dan gak bakal ke tuker. Gak usah lihat orang lain, karena teori rumput tetangga lebih hijau itu akan terus berlaku kalau kamu gak bersyukur.
Supaya kita tidak mengingkari nikmat Allah, rezeki yang kita miliki perlu kita bagi supaya semua bisa merasakan rezeki yang kita dapat. Kan kalo sama-sama enak, bahagianya juga sama-sama ya chingudeul~

***

Hm.... segitu dulu deh sharing elmu kali ini. Semoga bermanfaat dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Gak cuman dibaca doang. Aamiin... #Hehehe...

Makasih sudah mau mampir membaca tulisan ini. Jangan bosen buat berselancar di blog ini ya chingudeul~

Akhirul kalam.... Wassalamu’alaikum...

Ma’assalamah~ Pyong~

2 Ramadhan 1440