Jumat, 15 April 2011

Nur (cerita motivasi pelajar)

Nur, panggil saja gadis ceria itu dengan nama tersebut. Ia merupakan gadis yang penuh semangat, tak kenal lelah dan berhati mulia. Meski secara umur dia belum dewasa, namun kepribadiannya benar-benar mantap. Setiap perkataannya selalu memberi semangat bagi teman-temannya.
Gadis ini sangat aktif berorganisasi, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Tak heran jika ia di kenal oleh banyak orang. Dalam bidang akademik pun dia tak mau ketinggalan, meski ia sibuk berorganisasi namun setidaknya ia selalu meraih peringkat lima besar.
Hingga tahun ajaran berganti, kami menjadi jarang sekali bertemu dengan Nur. Baik itu di dalam kelas, maupun di dalam organisasi. Hampir setiap hari Senin surat dari orang tuanya menyatakan bahwa Nur tak bisa hadir karena harus berobat.
Beberapa bulan berikutnya, kehadiran Nur ke sekolah mungkin bisa dihitung denga jari dalam sebulan. Namun, setiap kali ia sekolah pun tak pernah ia menanpakkan sakit yang dideritanya. Ia terus menjalani pelajaran dengan semangat.
Hingga pada suatu hari Senin, (kebetulan saat itu Nur masuk kelas) seorang guru yang memang dijadwalkan mengajar kelas Nur hanya pada hari Senin berkata,
“ Coba, saya ingin lihat mana yang nama nya Nur?”
Kemudian nur mengacungkan tangan seraya berkata, “ Saya Bu.”
Dengan penuh emosi guru tersebut berbicara, “Kamu itu sebenernya sakit apa sih? Masa setiap hari saya mengajar kamu tidak pernah hadir. Sebenarnya kamu niat gak sih belajar?”
Nur tak bisa menjawab, ia hanya tersenyum dan menundukkan kepala. Raut mukannya menahan rasa sedih.
Namun guru tersebut tidak mau memperdulikannya. Dan akhirnya dia harus mengerjakan tugas yang begitu banyak, tapi dia tidak pernah menyerah dan terus bersemangat.
Waktu terus berlalu, kabar Nur semakin menghilang. Aku kira Nur sudah pindah sekolah. Ternyata terdengar kabar kalau Nur masuk ICU. Beritanya dia terkena kanker organ dalam.
Menurut cerita kakaknya, Nur itu kekebalan tubuhnya lemah sejak kecil, bahkan dokter telah memvonisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari 5 tahun. Namun, Allah berkehendak lain. Dia buktinya mampu bersekolah hingga kelas XI SMA.
Saat kelas VII SMP dia mulai trekena magh, tahun berikutnya makin parah hingga terjadi peradangan lambung, kanker usus, hingga menggerogoti seluruh organ dalamnya.
Dirinya amat sabar menghadapi semua ini. Namun ketika dia sedang merangkak (karena tak mampu berjalan lagi) di sepertiga malam, kakaknya melihatnya begitu bersemangat untuk sholat malam. Dan tanpa di ketahui oleh kakaknya, ternya ta setiap malam Nur selalu menyisihkan waktu tidurnya untuk mengadu kepada Allah.
Saat itu ketika selesai sholat malam, kakaknya tidak sengaja mendengar pengaduannya kepada Allah. Ia berkata, “Ya Allah, mengapa kau memberikan sakit ini kepada hambamu ini. Aku tau bahwa Engkau tak akan menguji makhluk-Mu sehingga makhluk-Mu itu bisa menghadapinya. Tapi mengapa Engkau tidak berikan saja penyakit ini kepada orang yang sering bolos sekolah, yang tidak semangat belajar, yang tidak mempunyai tujuan hidup, yang hanya bersenang-senang di dunia saja......”
Saat itu juga kakak Nur menagis melihat adiknya yang semakin mengecil. Semangatnya yang besar hanya terlihat pada tonjolan tulang yang terbungkus kulit.
Ibunya sampai tidak tega melihat Nur menderita seperti itu. Sehingga ibunya menyerahkan Nur agar diurus oleh kakaknya saja.
Ketika kami menjenguknya ke RS, kondisinya sungguh menyakitkan. Tubuhnya sangat amat kecil. Ternyata kedatangan kami untuk menjenguknya memberi semangat baru bagi nya. Saat itu kami menjenguknya dengan mengenakan seragam sekolah, kemudian Nur berkata, “ Kak, Nur juga mau pake baju sekolah, besok Nur juga mau sekolah.” Pintanya pada sang kakak. Mendengar kata-katanya kami semua terharu dan tak kuasa menahan tangis. Salah seorang dari kami berkata dengan lirih, “Ia Nur, cepet sembuh ya. Besok kita belajar bareng lagi di kelas.” Nur hanya tersenyum.
Hari semakin sore, kami pun pulang. Ketika kami telah pulang, kakak Nur kemudian mengikuti permintaan adiknya itu. Ia mengganti baju Nur dengan baju seragam juga memasangkan tas selendang yang biasa Nur pakai ke sekolah. Dalam keadaan seperti itulah esoknya Nur kembali menghadap-Nya.
Tak sedikit orang yang mengira bahwa ia akan pergi meninggalkan kami dengan keadaan seperti itu. Nur yang ceria, Nur yang cerdas, Nur yang berakhlak mulia, kini tak lagi berada disamping kita. Semoga ia dapat tenang disisi-Nya, mendapat tempat terbaik dan selamat dari segala siksa.
Teruslah semangat belajar kawan, sampai titik darah penghabisan… We miss You Nur…