Warna
selalu bisa menggambarkan apa yang dirasakan juga bisa menggambarkan karakter
diri. Right?
Oke,
saya akan mencoba menyangkut pautkan segala hal yang otak saya tangkap tentang
warna. Dan akan menceritakan kembali seadanya #ups.
Baiklah,
karena ini blog saya, jadi saya bebas menceritakan beberapa
pengalaman hidup saya yang berkaitan dengan warna #sok tua.
Hal pertama
yang saya ingat tentang warna adalah... PINK. Ketika saya masih anak-anak. Saya
begitu terobsesi dengan warna pink. Salahkan ranger pink yang membuat saya
berpikir bahwa perempuan juga bisa jadi jagoan berhati lembut. Namun dengan
tidak indahnya, saya menjadi bahan olokan karena menyukai warna pink. Wajar
saja karena saat itu kebanyakan teman saya adalah laki-laki, jadi mau tidak mau
mereka banyak mempengaruhi pilihan saya kala itu. Prinsip saya, eksistensi dihadapan
teman lebih penting daripada mempertahankan warna si ranger favorit #huft. Hasilnya
sejak saat itu saya benci dengan warna pink. Dan entah sampai kapan, saya tidak
tau apa warna favorit saya.
Seiring
berjalannya waktu, saya belajar menyukai berbagai warna dari hitam hingga putih.
Ya sebenarnya saya tidak terlalu mengkhususkan diri menyukai warna tertentu dan
tidak mengetahui bahwa setiap warna itu memiliki makna. Saya tak begitu peduli
lah tentang warna.
Hingga,
pada satu masa... saya sangat suka warna abu—pastel dan anti banget sama warna nge-jreng (like red, yellow, orange, & floweries). Walaupun orang bilang, abu menggambarkan orang
yang plin-plan dan tidak berpendirian. Tapi saya begitu menyukainya. Seperti halnya
saya menyukai seragam putih abu yang memiliki banyak cerita gak jelasnya itu
lah. Bener apa salah siapa peduli.
Ketika
saya menggilai warna abu dan pastel, semua pakaian dan aksesoris cenderung
berwarna pucat dan pudar. Jika dipikir lagi, teori psikologi warna itu memang
benar juga. Yaaa walau bisa terbilang kalem, mungkin hal ini yang membuat
keseharian kala itu terasa berwarna namun tak begitu bersinar, berjalan begitu
saja, tidak jelas arahnya, redup dan cenderung flat.
Semakin
kesini, secara tidak etisnya, akhirnya saya berusaha mengubah warna kesukaan. Saya
pikir, cukup sudah dengan warna pastel dan abu yang tidak jelas itu. Makanya
saya sampai berubah pikiran untuk mengganti warna favorit berusaha untuk move
on. Mungkin dengan begitu juga bisa mengubah kepribadian, who knows? #tetep aja plin-plan.
Biru,
menjadi warna yang saya favoritkan kemudian. Biru
sendiri memiliki beberapa tingkatan, dari biru muda, biru langit, biru laut, biru toska, biru tua, biru dongker, hingga banyak biru lain yang belum
terdefinisi. Setiap biru memiliki makna tersendiri. Saya suka berbagai jenis warna
biru, especially sky blue. Warna yang melambangkan ketenangan
dan kepercayaan diri. Tapi siapa yang tau dibalik kelebihan pasti ada
kekurangan, si penyuka warna biru ini cenderung sendu dan menyerap semua yang
dirasakan dalam dirinya sendiri. Benarkah? Jangan percaya. Ucapan saya ini
hanya bualan semata, persepsi yang tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Ini semua hanya berdasarkan persepsi dan kesimpulan mentah dari berbagai
informasi yang saya dapatkan. Tapi intinya, biru adalah warna global yang disukai banyak
orang kan? #membela diri.
Cerita
lain tentang warna ini muncul ketika saya mulai mencoba menggunakan warna
terang, ceria, dan bermotif. Awalnya merasa risih dan aneh, karena warna terang
gak
gue banget. Tetapi ternyata itu cukup membawa dampak positif lah. #sepertinya. Orang bilang
saya terlihat lebih ceria, agak sedikit membuka diri dan sebut saja menggemaskan
#dalam artian selalu membuat orang lain gemas #abaikan. Hahahaha...
Menyukai
warna terang ini memang memberi keceriaan dalam
keseharian saya, tapi terkadang dunia colorful ini
membuat saya merasa kembali ke dunia anak-anak. Membuat saya tak kunjung beranjak dewasa. Padahal
sebelumnya saya sudah cukup terlihat kalem dan dewasa #kata siapa. Sekarang semua itu
runtuh, seolah berbalik 180 derajat. Apa semua ini karena warna? Hahaha....
Entahlah,
setiap perjalanan hidup pasti memiliki banyak warna.
By the
way, ini tulisan absurd macam apa? Inti dari tulisan ini apa? Efek lama gak
ngepos ini mah, sekalinya ngepos isinya gak jelas. Maafkan saya yorobuuun.....
semoga otak kalian tidak overdose. Aman dari dope dope dope.....
Maassalamah!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar