Assalamu’alaykum! Annyeong minna~ How are you? Hope you always happy
and healthy.
Hai-hai, saya kembali lagi dengan membawa tulisan baru nih. Hm… Kira-kira tentang apa ya?
So, you know.… I always find something new when I meet my bestie and
talk about everything. Sometimes, it’s pointless but however I almost get a
value about life. Maybe you have a same experience with me? Let’s open with
daily stories or about anything around.
Ok, guys, you know, I just try to express what i thought with English. But ya,
you can skip this shameful English if you want. Haha
Jadi, ya semacam itu ya gengs. Di
sini saya akan sedikit bercerita tentang beberapa obrolan kecil antar sohib. Ya,
pastinya kalau udah gabung sama geng-gengan kalian, apa aja bisa jadi bahan
pembahasan kan. Mulai dari kebiasaan kecil sampai ke impian-impian besar yang
ingin dicapai.
Nah sebelum masuk terlalu jauh, saya ingin coba bahas dikit lah tentang sifat dan kepribadian. Biasanya
dalam sebuah lingkaran pertemanan atau persahabatan, selalu diwarnai dengan
kelakuan-kelakuan out of the box yang
pastinya gak semua orang sama. Di antara kita biasanya ada orang yang terbuka,
ada pula yang tertutup. Tapi ada juga orang yang hanya bisa terbuka/tertutup pada
orang-orang tertentu aja.
Kita semua tau lah ya, karakter
seseorang itu muncul dari gen, sifat, kebiasaan, dan tentu aja lingkungan.
Makanya setiap kita pasti memiliki teman dengan karakter yang berbeda.
Jangankan teman, saudara yang satu rumah pun seringkali memiliki karakter yang
berbeda.
Nah, balik lagi nih sama lingkaran
pertemanan, biasanya diantara kita ada orang-orang yang seperti ini. Ada yang bawel, selalu
jadi point of interest, no nge-gas no life pokoknya selalu heboh,
aneh, dan kadang dia jadi pencair suasana. Terus, ada juga yang iya-iya aja, hidupnya
mengalir gitu. Temennya ngapain, ayok aja ngikut, yang penting hidup damai,
bahkan kadang gak peduli sama sekitar, yang penting ngumpul dan makan.
Ada juga yang lurus aja, strik
sama prinsip dia. Ya pokoknya kalau mau ngapain harus gini-gini-gini, temennya
kalo bisa ngikutin dia gitu, repot sendiri alias nge-batu. Pokoknya memang macem-macem
lah, sifat, kebiasaan, karakter dan sebangsanya. Itu semua gak jadi masalah sih
selama kita bisa menyeimbangkan dan sejalan. Justru keunikan-keunikan itu yang
membuat lingkaran persahabatan lebih berwarna dan seru. But, sometime… if someone has overdose with his/her character, it’s
make pissed off the others. Right?
Ok, I think this intermezzo is enough, let’s move.
Jadi, saya mau menceritakan
sedikit hal tentang obrolan kecil yang pernah jadi bahasan seru di tongkrongan.
It’s how about enjoy your life.
Sebetulnya hal ini bukan cerita
baru sih, mengingat topik semacam ini sudah sering dibahas dipostingan
sebelum-sebelumnya. Bagaimana menjalani hidup agar lebih menyenangkan?
Tentunya tiap kita punya cara
sendiri untuk membuat diri bahagia. Ada yang menghabiskan waktu luangnya dengan travelling, sport, music, movie,
drama, cooking, reading, coffee, ect. Pokoknya macem-macem gitu lah. Dan biasanya
kita akan merasa klop kalau temen tongkrongan kita punya hobi yang sama. Atau ya
minimal ada satu poin kesamaan diantara kita, karena kalau ada sesuatu yang
sama tuh kita kayak bakal ngerasa lebih nyaman dan nyambung. Semacem apa ya
istilahnya? Sefrekuensi? Iya gak sih?
Coba aja cek, diantara semua
temen tongkrongan atau se-geng kalian, pasti ada satu kesamaan antar kalian. Ya,
apapun itu.
So, balik lagi ke cerita ya. Jadi
akhir-akhir ini, saya lagi suka sama obrolan tentang impian, perjalanan hidup,
tentang gimana seseorang bisa hidup struggle
sampe sekarang, dan bagaimana dia bisa berujung pada capaian posisinya saat
ini.
Ya, seperti yang kita tau, orang-orang biasanya langsung lihat ke hasilnya aja kan. Jarang yang tau bahkan menghiraukan kisah
perih dibalik perjuangannya. Banyak yang bilang, “Pokoknya aku pengen kayak dia.” Tapi, disadari atau
tidak, pas bilang kayak gitu, otomatis harus siap dengan perihnya
jalan yang pernah dia lewati untuk sampai ke posisi itu. Iya kan? Dan itu tidak
semudah mengedipkan mata gaes.
Ya, gapapa sih kita memimpikan “ingin
seperti seseorang yang blablabla”, tapi ya, untuk mencapai itu tuh harus siap dengan segala konsekuensinya. Ok, gak usah jauh-jauh lah ya. Posisi yang
saya obrolin ini sebenernya bukan semata-mata kayak jabatan, popularitas,
yang bergelimang harta gitu ya. Bukan. Ini kayak lebih ke next level kehidupan kita.
Setiap manusia pasti melewati
step-step kehidupan dengan level yang berbeda kan. Meskipun secara universal ya, kita semua kemungkinan
besar mengalami periode yang sama, like
: fase main-main, mencari jati diri, menunjukkan who you’re, and berakhir
dengan bagaimana kita ‘kembali’? Akan seperti apa bentukan/hasil saat kita
meninggalkan alam fana ini? Semua itu bertahap, berproses, kadang dalam
menjalani itu semua kita punya cara dan langkah yang berbeda. Dan itu membuat kita
jadi banyak berfikir juga merenung.
Gak jarang kita merasa banyak
tertinggal akan satu dan lain hal. Kenapa ya mereka bisa mendapat ini, kenapa
mereka bisa seperti itu, kenapa, kenapa dan kenapa? Seringkali kita melihat
proses dan tahap kehidupan orang lain, yang melesat jauh dibanding dengan
proses yang sedang kita alami. Apakah itu salah? Hm… menurut saya sih gak
sepenuhnya salah, tapi tidak bisa juga langsung dibenarkan.
Semua tergantung dengan hal apa
yang membuat pikiran kita terganggu. Selama yang kita lihat adalah capaian amal
kebaikannya, it’s ok. But, kalau yang
dilihat hanya seputar kehidupan dunianya, ya sangat disayangkan aja gitu. Padahal
kalau diperhatikan lagi, ada banyak kok langkah, pengambilan sikap, usaha dan
proses pengembangan diri kita, yang sebenarnya patut kita apresiasi sendiri. Hanya
saja, kita jarang me-realize itu.
Coba deh kita lihat diri kita
sendiri. Kalau kita sadari, sudah banyak perubahan yang dialami. Saya pribadi,
merasa bersyukur banget bisa tumbuh di lingkaran persahabatan yang membawa saya
lebih dewasa dalam cara pandang dan cara berpikir. I’m not grow to be another person, but to be me in another level.
Dari segi bagaimana cara bersikap, berkomunikasi, bersyukur, dan bagaimana
melihat suatu case dari sudut pandang
yang berbeda. Pun bagaimana cara kita mengapresiasi atau menghargai sesuatu, gak
hanya bagi oranglain bahkan untuk diri kita sendiri.
Bener deh, kita harus banyak
bersyukur atas apa yang kita punya sekarang dan mengapresiasi semua perjuangan
yang udah kita lakukan. Coba kita minimalisir sikap kurang mensyukuri keadaan, karena
itu hanya membuat kita berpikir kalau apa yang orang lain miliki lebih berarti
dibandingkan dengan apa yang sedang kita genggam saat ini. Tapi ingat gaes,
semua yang kita punya sekarang ini tuh cuma titipan. Kita gak tau, kapan Allah
bakal ngambil semua yang kita punya sekarang. Harta, tahta, orang tercinta. So,
kita perlu untuk lebih menghargai semua yang ada. Stop mengeluh tentang keadaan. Toh gak semua orang punya kesempatan
sebaik apa yang kita punya sekarang.
Memang, ada masanya kita merasa
bosan dengan daily activites, dengan
kegiatan rutin yang kita lakukan sehari-hari. Selalu ada keinginan lebih,
supaya hidup tuh ya gak gini-gini aja. Iya kan? Tapi dibalik itu semua, dibalik
kehidupan yang dirasa gini-gini aja, banyak orang disana yang mengharapkan
kehidupan seperti yang kita jalani. Walaupun sebetulnya, mereka gak tau pasti posisi
yang kita jalani saat ini pun memiliki rintangan dan tantangan sendiri.
Sometimes, to enjoy your life, you need to be alone. You need to recharge
your soul, and take yourself with your hobbies or anything.
Ya kayak, sekali-kali it’s ok to be ‘bodo amat’, toh kita juga
kadang perlu untuk menenangkan pikiran dan melepas sejenak atas rutinitas atau
aktifitas yang bikin kita penat. Tapi ya jangan keterusan juga, karena kamu gak
hidup sendirian. Ingat, kita itu hidup berdampingan sama orang-orang yang ada
di sekitar kita. Kalau bodo amatnya keterusan, ya orang disekitar kita juga
gabakal respect lagi sama kita. So, take
your time, and then back to give your
responsibility.
Mungkin diantara kita ada juga yang melepas penatnya butuh sharing with ___,
ya just do it. Kamu yang paling
tau akan dirimu sendiri. Gak usah terlalu maksain apa kata orang. Kalau kamu
merasa bisa menyelesaikan masalah dengan caramu sendiri, ya lakuin aja. Don’t worry.
Insya Allah, Allah mudahan segala
urusan dan kesulitan yang sedang kamu alami saat ini.
Keep hamasah!
Ok, minna~ sorry ya kalau
jatohnya cerita ini kayak ngulang sharing-sharing sebelumnya. Tapi semoga kalian
bisa mendapat hal baru dari cerita diatas. Hm… minimal bisa me-refresh lah. Ya syukur-syukur
bisa bermanfaat juga. Hehe…
Terimakasih udah baca sampai
sini. Maaf kalau ada kata atau kalimat yang kurang tepat dan mengganjal dihati.
Semoga kita bisa ketemu lagi di tulisan-tulisan berikutnya.
So, see you next time, wassalam!
Bye Minna~ Ma’assalamah!
Pyong~