Ratusan garis tergores dalam kotakan kertas
Melukiskan lekukan bumi
mencerminkan pergerakan asa.
Jutaan angka menari mengelilingi helaian tipis
menunjukkan kepastian apa yang akan mereka dapat
Melukiskan lekukan bumi
mencerminkan pergerakan asa.
Jutaan angka menari mengelilingi helaian tipis
menunjukkan kepastian apa yang akan mereka dapat
Titik-titik itu muncul perlahan
berkedip, berteriak,
berkedip, berteriak,
“Hai, lihatlah aku disini!”
...
...
...
sunyi, tak satu pun menghiraukannya
Mereka mematung menatap langit,
dibasahi keringat mata.
"Siapakah yang sudi melihat si pemecah kebutaan ini?"
dibasahi keringat mata.
"Siapakah yang sudi melihat si pemecah kebutaan ini?"
ujarnya jengah
Bergegas....
hijau dan biru menari memecah ketinggian
mewarnai alam dengan harmoni
menunjukkan jati diri
menghiasi titik-titik redup
mengerlipkan cahaya baru
Tak sempat bahagia menyeruak
seketika mereka gelisah
hijau dan biru menari memecah ketinggian
mewarnai alam dengan harmoni
menunjukkan jati diri
menghiasi titik-titik redup
mengerlipkan cahaya baru
Tak sempat bahagia menyeruak
seketika mereka gelisah
saat makhluk di atas sana
dengan luasnya memotong keindahan dunia
membatasi ruang kuasa
membanggakan keangkuhannya
Semua elemen terseret menepi
menyeimbangkan limpahan ini
pergerakan itu kini menyepi
menjadi tempat peristirahatan sang tuan
Mereka mencoba bahagia melihat hitam tersenyum gembira
mereka rela tertindas demi seisi dunia ceria
Meski disudut waktu,
mereka menahan tangis, menanggung kepedihan
Meski didalam api,
perut mereka diaduk menjadi adonan
Goresan alam tak mampu menutupi wajah
ia tersentak menaruh satu kekhawatiran
akan riak garisnya yang terus menerus dirombak
akan kekuatannya yang terus menerus dikuras
akan senyumannya yang kian ia palsukan
Diakhir waktu, kotakan dan goresan itu tergulung rapi
disimpan dan menjadi catatan Penguasa
sebagai bukti jahilnya perekayasa...
*sai180612*
dengan luasnya memotong keindahan dunia
membatasi ruang kuasa
membanggakan keangkuhannya
Semua elemen terseret menepi
menyeimbangkan limpahan ini
pergerakan itu kini menyepi
menjadi tempat peristirahatan sang tuan
Mereka mencoba bahagia melihat hitam tersenyum gembira
mereka rela tertindas demi seisi dunia ceria
Meski disudut waktu,
mereka menahan tangis, menanggung kepedihan
Meski didalam api,
perut mereka diaduk menjadi adonan
Goresan alam tak mampu menutupi wajah
ia tersentak menaruh satu kekhawatiran
akan riak garisnya yang terus menerus dirombak
akan kekuatannya yang terus menerus dikuras
akan senyumannya yang kian ia palsukan
Diakhir waktu, kotakan dan goresan itu tergulung rapi
disimpan dan menjadi catatan Penguasa
sebagai bukti jahilnya perekayasa...
*sai180612*